Jumat, 22 September 2023

Mengenang 40 hari almarhumah

Tidak terasa telah 40 hari sejak meninggal ibunda tercinta, awalnya berat kami menjalani kehidupan sehari-hari setelah di tinggalkan oleh ibunda tercinta. Bayangan dan kasih sayang yang diberikan tidak terlepas dari ingatan dan perasaan yang ada dalam benak ini. lambat laun kami mulai dapat menyesuaikan walaupun agak susah hanya keikhlasan dan selalu memberikan doa kepada ibunda tercinta yang dapat mengobati kerinduan ini. semoga almarhum dan almarhumah tercinta diberikan tempat di sisi Allah SWT, di terima segala amal ibadahnya, diampuni segala kesalahannya dan diberikan jalan yang terang di alam kuburnya, aamiin

"KENANGAN SANG KEKASIH"

Mungkin tidak terkenal seperti tokok-tokok yang ada, tetapi tidak ada salahnya untuk berbagi cerita kenangan yang pernah di rasakan oleh orang terkasih kita,kerabat, atau pengalaman yang ada dalam diri kita sebagai kenangan untuk cerita kepada anak cucu. Melalui media ini kami menyimpan memori tersebut tentang sosok yang selalu mendampingiku. Siapa Diaaaaaa.....? Inilah sosoknya......greeeengggggg.
Adriaty seorang perempuan yang sangat disiplin dalam segala hal. Ia biasanya dipanggil Atik dikalangan teman- teman sekolah atau pergaulannya, tetapi untuk dilingkungan keluarga beliau memiliki nama panggilan Daeng Tanguru .Ia lahir di Makassar pada 13 Juli 1971. Ia merupakan sosok yang ramah, mudah bergaul dan disiplin. Anak dari pasangan Sugiati Daeng Rannu dengan Saeni Daeng Lira ini merupakan anak kesayangan dan kebangggaan orang tua karena beliau sebagai buah hati pertama yang di nanti-nanti. Beliau sebenarnya anak kedua dari lima bersaudara, tetapi kakak beliau yang merupakan anak pertama hanya dapat merasakan dunia ini selama 5 jam setelah dilahirkan, tidak dapat bertahan hidup, walaupun usaha dan upaya telah dilakukan kedua orang tuanya untuk menyelamatkan anaknya dari ajal, namun Allah S.W.T berkehendak lain. Ia dilahirkan di sebuah keluarga sederhana, Ibunya yang berprofesi sebagai seorang guru matematika di sebuah sekolah dasar (SD), dan seorang ayah yang berprofesi sebagi Polisi.Sejak ibunya menikah dengan ayahnya, ibunya memutuskan berhenti dari profesinya sebagai guru karena ayahnya menghendaki ibunya menjadi seorang ibu rumah tangga yang kelak akan merawat anak-anaknya untuk menjadi seorang anak yang baik dan berhasil. Namun, karena sosok ibunya yang bias dibilang tidak bisa hanya tinggal diam, akhirnya ibunya mendirikan sebuah warung makan “SumberRejeki” di samping rumahnya untuk mengisi kesibukannya selama berada di rumah, disamping itu juga untuk menopang kebutuhan rumah tangga. Dalam menjalankan usahanya tersebut sang ibu tidak sendirian, karena banyak yang membantunya baik dari anaknya sendiri maupun sanak saudara. Ia hidup di sebuah rumah yang dapat dikatakan besar yang merupakan peninggalan dari kakek neneknya di dalam rumah tersebut terdapat sanak-saudara dan ada beberapa sanak saudara yang berasal dari kampung yang tinggal dirumah itu untuk bekerja atau yang akan mencari pekerjaan di kota. Semasa kecil ia kebanyakan menghabiskan waktunya dengan neneknya, sehingga ia lebih dekat dengan neneknya. Sosok nenek yang sangat disiplin dan sosok ayahnya yang juga sangat disiplin membuat Atik menjadi seseorang yang sangat disiplin. Sosok kakek-neneknya yang tegas dan disiplin, maka beliau tidak segan-segan menghukum cucunya jika berbuat salah atau tidak sopan, banyak kisah yang menarik dari sosok kakek-nenek beliau dengan kenakalan cucunya. Sosok ayahnya yang juga sangat tegas, lembut, disiplin, dan sabar, sosok beliau sangat dikagumi oleh anak-anaknya dan sosok ibu yang disiplin dan pekerja keras, hal ini membuat anak-anak mereka tumbuh menjadi anak-anak yang peka terhadap lingkungannya, anak-anaknya memiliki inisiatif sendiri untuk membantu orang tuanya, baik dengan mereka ikut membantu menjual di warung makan ibunya atau dengan berkeliling menjual kerupuk, atau jajanan lainnya. Dan orang tuanya bias dibilang mendidik anaknya sangat disiplin, dimana anak-anaknya terutama yang perempuan tidak boleh keluar malam, nginep di rumah teman, dan berbagai aturan lainnya, dan mereka berhasil menyekolah- kan seluruh anaknya kejenjang pendidikan perguruan tinggi.
Atik merupakan salah satu anak yang disiplin dan tekun dibanding dengan saudara-saudaranya yang lain,waktu belajarnya mulai pulang sekolah dengan belajar kembali mengenai pelajaran yang diajarkan disekolah, kemudian di malam hari mengerjakan tugas sekolah yang biasa disebut PR alias pekerjaan rumah dan jika tidak ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan atau pr yang dikerjakan telah selesai maka dilanjutkan dengan belajar pelajaran untuk mata pelajaran esokharinya, lalu ketika subuh atau dinihari, ia belajar lagi pelajaran yang akan diajarkan esok hari di sekolah. Ada yang unik dari empat bersaudara ini, yaitu nama mereka yang merupakan akronim, menurut penuturan orang tuanya nama yang diberikan kepada anak-anaknya mempunyai arti atau makna seperti anak pertamanya naamanya Adriaty yang diawal Huruf A dan diikuti huruf D, hal ini merupakan akronim dari Angkatan Darat, sedangkan anak kedua bernama Alrieni yang diawali huruf A dan diikuti huruf L namanya terdapat kata AL yang merupakan akronim dari Angkatan Laut, sedangkan anak ketiga bernama Aurisal yang diawal namanya terdapat kata AU yang merupakan akronim dari Angkatan Udara. Namun anak yang terakhir tidak lagi menggunakan akronim yang sama seperti saudaranya yang lain yang menggunakan akronim dari cabang angkatan perang Tentara Negara Indonesia karena Kepoliasian sudah tidak masuk sebagai TNI, makanya anak ke empat atau yang terakhir di kasih nama Sugralis yang merupakan perpaduan dari nama orang tuanya, yaitu Sugiarti Daeng Rannu dan Saeni Daeng Lira, ungkap orang tua Atik. Pendidikan: Dengan ke gigihan dan kedisiplinanya ia telah meraih gelar Master Sain dari salah satu Universitas di Makassar yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi LAN Makassar dengan gelar M.Adm.SDA.(Master Administrasi Sumber Daya Aparatur). Banyak cerita dan lika-liku dalam menempuh pendidikan yang dialamidimana pada masa Sekolah Dasar sampai di perguruan tinggi. Masa Sekolah Dasar beliau lalui dengan riang dan senang walaupun jarak antara rumah dengan sekolah lumayan jauh kurang lebih 3 kilometer, dan setiap pulang antar jemput dengan becak. Setelah tamat dari bangku sekolah dasar, Ia melanjutkan ke jenjang berikutnya, untuk memenuhi keinginnanya ia berusaha mencari sekolah sendiri, dan sekolah favorid yang menjadi pilihannya yaitu SMPN 3 Makassar, yang kebetulan tempat sekolah tersebut tidaklah jauh dari kediamannya. Disekolah tersebut, ia memiliki teman-teman yang biasa dibilang bandel, kocak dan koplak, pernah juga ngerjain guru,ungkapnya. Suatu ketika dipagi hari yang cerah,
tidak ada angin, tidak ada hujan, ia dan teman sekelasnya memutuskan untuk bolos dengan memanjat tembok, awalnya ia dan teman perempuan sekelasnya tidak ingin ikut bolos, namun karena teman laki-lakinya membujuk dengan embel-embel kompak dan solid.
Akhirnya ia dan teman perempuan sekelasnya memutuskan untuk ikut membolos. Dan dipagi harinya mereka dipanggil oleh guru-guru diberi “wejangan”,karena sering bolos sekolah. Memang banyak kenangan dan kesan di waktu SMP karena masa-masa tersebut sedang menginjak desawa, dan anak-anak ingin mencari tau apa yang dia inginkan tau, sehingga dimasa-masa tersebut peran orang tua sangat dibutuhkan dalam memperhatikan perilaku dan kebiasaanya yang dilakukan oleh Putra maupun Putrinya, baik dirumah maupun di luar rumah.